Hari Literasi Internasional yang diperingati setiap tanggal 8 September menjadi momen penting untuk mengingatkan masyarakat dunia, termasuk Indonesia, tentang urgensi literasi. Literasi tidak sekadar kemampuan membaca dan menulis, melainkan juga meliputi kemampuan memahami informasi, berpikir kritis, serta menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), literasi memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang diperlukan di dunia kerja maupun dalam kehidupan sosial.
Pada perayaan Hari Literasi Internasional 2024, UNESCO mengusung tema “Promoting Multilingual Education: Literacy for Mutual Understanding and Peace”. Tema ini menekankan pentingnya pendidikan multibahasa dalam membangun pemahaman lintas budaya dan menciptakan perdamaian. Melalui literasi multibahasa, siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan berbagai komunitas, memahami perbedaan budaya, dan menciptakan dialog yang inklusif.
Dalam konteks siswa SMK, pendidikan literasi multibahasa menjadi semakin relevan. Kemampuan berbahasa yang beragam memungkinkan siswa tidak hanya menguasai bahasa nasional dan daerah, tetapi juga bahasa asing yang dapat membuka kesempatan lebih luas di dunia kerja. Literasi multibahasa juga membantu siswa memahami keberagaman budaya dan memperkuat rasa saling menghormati, yang merupakan nilai penting dalam dunia yang semakin terhubung.
Cara meningkatkan budaya literasi multibahasa di lingkungan sekolah, termasuk di SMKN 1 Cipatat, dapat dimulai dengan program-program seperti:
- Penguatan Bahasa Daerah: Melibatkan siswa dalam kegiatan yang mempromosikan bahasa daerah untuk menjaga warisan budaya.
- Pengenalan Bahasa Asing: Memberikan kelas bahasa asing yang relevan dengan dunia kerja seperti bahasa Inggris, Jepang, atau Mandarin.
- Kolaborasi dengan Komunitas Lokal: Mengajak penutur asli untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa lebih dekat dengan konteks sosial-budaya dari bahasa yang mereka pelajari.
Di SMKN 1 Cipatat, projek literasi yang dijalankan dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dapat berperan besar dalam mendukung tema ini. Melalui kegiatan seperti drama dan presentasi yang menampilkan bahasa dan budaya daerah, siswa dilatih untuk berkomunikasi dalam beberapa bahasa dan memahami konteks budaya yang beragam. Program ini mendukung pemahaman lintas budaya, membangun dialog yang sehat, serta memperkuat semangat gotong royong dan perdamaian, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan tema UNESCO.
Dengan demikian, literasi multibahasa tidak hanya meningkatkan keterampilan komunikasi, tetapi juga menjadi alat penting untuk mempromosikan perdamaian dan saling pengertian di tengah masyarakat yang semakin majemuk.